Kamis, 12 September 2019

#3


“ Sendiri bukan kepastian untuk lepas dari rasa sakit”



senja3


          Sakit tidak hanya terbangun ketika ada dua orang saling berselisihan. Sakit bukan hanya sebab karena terpatahkan oleh adanya sebuah ikatan. Sakit bukan hanya mereka yang bergandengan lantas memutuskan untuk tak lagi mengenggam. Sakit bukan perihal hilangnya momen berduaan dua anak manusia dalam sebuah taman yang penuh semai semerbak hati yang bermekaran. Sakit juga bisa perihal memendam, akan perasaan yang tak bisa terdefinisikan dan sungguh akan terasa sakit tanpa ada kesempatan untuk menggungkapkan. Rasa tidak terima terpangkas oleh kenyataan bahwa sekedar menyapa saja tak ada kata yang tersedia. Begitulah kiranya sakit bagi mereka yang merasa kuat memendamnya sendiri.

Kau kira mereka yang sendiri tak ada rasa yang mencoba mereka bangun?,kau kira mereka yang sendiri tak ada alasan untuk menyamai benih-benih rasa dihati?. Mereka bukannya terlepas dari kata sakit, hanya saja ada sakit yang bukan karena pergejolakan dua hati. Bukan pula sakit perihal alasan ‘ tidak ingin saling mengisi’. Bahkan tidak juga mengenai sakit perihal hadirnya rasa baru dalam belahan jiwa sang kandidat pahlawan yang dari awal berjanji menjadi pelengkapnya. 

Semua bukan perihal sakit mengenai ‘sebab olehnya’, namun mengenai sulitnya mengudarakan apa yang dirasakan hingga sampai pada orang yang menjadi tujuan. Sekedar itu!. Namun sungguh teramat sulit menerima rasa sakit yang tak bisa memudarkan setiap perasaan. Sesunguhnya cinta yang tulus adalah disaat kita mampu memberi sendirian tanpa harus diketahui oleh hati yang ditujukan, bahkan tanpa ada harapan untuk mencipta kebersamaan. Sadar bahwa cinta adalah sebuah makna ‘memberi’, dan ‘memiliki’ adalah sebuah bonus.



Dot’3




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

#9

“ Besabar itu tak ada ujungnya, jika kau masih merasa ada batasnya, sungguh sabarmu masih dalam tanda tanya. Segala mimpi yang tak kunjung...