“ Kadang yang kau prioritaskan hanya perihal
bahagia semata, tanpa berkaca dan tak pernah merasa, seringkali senyum dan
segudang tawa adalah hasil dari luka yang telah kau cipta. Mengenaskan, jika
kau beradu perasaan diatas rapuhnya hati orang yg dulu pikirannya pernah kau
taruhkan sebuah harapan”
Senja yang kerap kali |
Setiap kita yang lahir dari tubuh
manusia, masih akan tetap mewarisi tabiat manusia, selalu teringin meraih
segalanya, meraup tanpa merasa cukup. Bahkan mengenai cinta sekalipun, kadang
kita tak pernah merasa apun, menyakiti lantas pergi, kemudian menebar harapan
untuk terbukannya sebuah perasaan kembali, endingnya tak jarang pada kata usai.
Begitulah ia terus menerus berputar, hingga ada sebuah hal, ataupun bahkan
seseorang yang membasuh hatinya lembut, kemudian hasrat-hasrat menumbuhkan rasa
sakit akan perlahan pudar.
Memang bukan jaminan seseorang menjadi alasan
bersihnya sebuah nalar. Namun lagi-lagi cinta menduduki singgahsana
tertingginya. Sudah, jangan pernah berlanjut membikin hati runyam, terlalu
kasihan, karena kelak yang benar-benar jodohnya butuh banyak cara untuk
mengobati setiap yang pernah terjadi. Memulailah kembali, berkelanalah pada
jalan yang benar secara arah. Jika pada akhirnya kau menyadari belum terlalu
paham mengenai cinta, yah sudah jangan bermain, cukup sementara sendiri, lantas
temukan apa yang akan membuatmu tak terus menerus melukai hati. Jedalah
sejenak, agar beberapa hati merasa jenak.!
dot’8